Sunday, February 14, 2021

Penting Nggak Pentingnya Hari Kasih Sayang

Pembahasan soal ini biasanya diulas oleh remaja atau anak baru gede alias ABG yang baru merasakan rasa suka dengan lawan jenis dan ingin mendapat kasih sayang. Kebetulan saat saya remaja, hari kasih sayang ini saya lewatkan bersama sahabat bukan pacar. Karena pacar saya saat itu tidak ada yang suka merayakan hal tersebut, ada yang merasa haram bukan bagian dari agama yang kami anut, lalu ada juga yang beralasan karena tidak punya uang jadi untuk apa beli hadiah seperti bunga atau cokelat yang ujungnya akan dibuang juga tak bersisa. Kalau dipikir-pikir, iya juga sih. Nggak penting-penting amat. Haha

Tapi semenjak pacaran dengan Paksu. Dia memang tidak suka merayakan hari kasih sayang. Karena tiap hari juga katanya jadi hari sayangnya dia ke saya. Huahaha ngomongnya sih bukan orang romantis, tapi ucapannya romantis banget. Suseehh buaya.. (Uups, ndak kok. Paksu bukan Buaya, tapi Pakaya.)

Intinya, kalau Valentine, yang kami lakukan itu adalah kencan. Kami pastikan untuk jalan bareng berburu promooo! Haha tentunya inisiatif ini saya yang cetuskan. Berawal dari cari info di sosial media, ada tenant restaurant yang publish promo valentine untuk makan berdua, ya kami hunting deh cari makanan enak dan murah meriah. Tidak salah dong, berbagi kasih sayang dengan pasangan dengan makanan yang memang kami suka dan harganya murah pula.

Sebetulnya tidak hanya berburu makanan enak yang murah, kami juga suka cek sale di toko baju dan sepatu. Biasanya ada saja promonya. Itu sangat menguntungkan untuk kami. Seperti menjelang pernikahan. Kami menikah pada April 2016. Nah, dua bulan sebelumnya kami hunting isi keranjang seserahan. Seperti peralatan make up dan mandi untuk saya, yang ternyata sale 50%. Haha menguntungkan bukan? Intinya, banyak marketing dari brand terkenal meraih simpati masyarakat karena promo yang sangat menggiurkan di beberapa waktu terpilih seperti Hari Kasih Sayang alias Valentine pada 14 Februari.

Lalu hari ini apakah ada promo yang saya buru? Oh tentu tidak. Hari ini Paksu masuk kerja dan bekerja di rumah alias WFH. Jadi kami merayakan duluan dengan tawaran promo yang berlaku sejak 12-14 Februari 2021. Kebetulan dua hari lalu Chinese New Year. Jadi lumayan banyak tenant yang sudah gelar promo. Jadi, apa saja yang kami dapatkan di Valentine tahun ini:

1. ALFAMART - Silverqueen Chocolate. Beli 2pcs seharga 30k dapat free 1 lagi. (Saya belanja di Alfamart Cisarua 13/02/21)
2. BAKMI GOLEK - Promo Duet Bakmi dan Lemon tea 30k (Jajan di BaGol Cisarua 13/02/21)
3. BLIBLI - Okamoto Condoms. Promo 50k dapat 2 pax isi 3pcs dan 2 pcs yang 003 dan 001. (Belanja 12/02/21)

Betapa bahagianya saya dan suami karena tetap berhasil merayakan promo di hari kasih sayang. 

Semoga hari ini dan hari hari berikutnya bisa terus memberikan kesan baik untuk kita semua. Aamiin.

:) Happy Valentine's Day! Selamat berburu promo menarik yang menunjang kebutuhan kamu.

Saturday, February 13, 2021

Seks Saat Hamil? 21+ Ya!!!

Wah pembahasan kali ini bakalan seru nih. Haha Saya sudah lama ingin bahas ini tapi tidak sempat-sempat. Selain karena ini pembahasan sensitif dan terkesan tabu di Indonesia tapi harusnya dibahas dengan gamblang. Agar tidak terjadi kesalahpahaman pada perempuan yang hamil dan pasangannya yang ingin berhubungan seks. Tema menjelang Valentine nggak apa-apa ya bahas soal seks. haha kalau bisa 21+ ya yang baca. Karena bakalan blak-blakan nih yang saya bahas.

Saya dan suami sejak awal menikah memang tidak merencanakan kapan harus punya anak. Jadi kami berserah saja pada Tuhan. Dikasih cepat ya bersyukur, nanti nanti juga nggak apa-apa. Ternyata satu bulan menikah kami diberikan kesempatan untuk jadi calon orang tua. Padahal, lagi asyik pacaran halal. Haha

Setidaknya, sejak hari pertama menjadi suami istri itu jadwal berhubungan kami relatif sering. Norak mungkin, tapi ya namanya juga manten anyar. Bawaannya pengen mashoook terus. Kemana-mana juga nempel kayak perangko. Tapi jangan salah, semua itu berubah saat saya tahu kalau sudah berbadan dua. Kebiasaan kami itu mulai berubah. Entah hormon yang mempengaruhi atau memang psikis saya yang kaget karena badan ini mulai punya penghuni lain. Intinya, rasa ingin berduaan sama suami itu berkurang.

Jadi solusinya gimana? Ya penetrasi di tempat lain kan bisa. Nggak harus di lubang itu kan. Bukannya saya mengajari hal aneh selain hubungan suami istri normal ya. Kalau perempuan lagi nggak nafsu gimana dong. Cari jalan lain, seperti oral atau touch skin to skin saja. Untungnya Paksu ikhlas melakukan hal itu. Sebetulnya kelihatan tidak ikhlas-ikhlas banget sih, hanya saja dia kasihan lihat kondisi saya yang sempat flek darah karena aktivitas lain. Tapi setidaknya, saya tetap memberikan kepuasan pada suami. Toh, yang penting kita berkompromi mau melakukan apa dan seperti apa kan. Kuncinya ya komunikasi.

Lalu, masa sih nggak senggama selama 9 bulan? Tentu tidaakkk. Saya pun tak tahan, haha karena merasa makin sexy jadinya Woman On Top menjadi solusi. Perut semakin membesar tapi libido tak tertahan. Dokter mengatakan aman, ya gas lah! Itu terjadi saat trimester kedua. Jadi selama trimester satu, Paksu harus sabar menahan itu semua dan dia tuangkan semua pada waktu yang tepat. Haha salah satu nikmatnya seks saat hamil itu belajar sabar dari segala aspek.

Nah, sebetulnya saya ingin sekali bilang bagaimana cara Kanya bisa lahir dengan cepat sesuai harapan Dokter SPOG yang periksa di 36 weeks. Saya mengikuti saran bidan yang menjadi sopir grabcar saya saat perjalanan pulang dari rumah mertua ke kos-kosan saya dan paksu. Dia mengatakan, kalau saya ingin cepat melahirkan tidak 40 minggu ya berhubungan seks saja dan jangan lupa untuk keluarkan air mani di dalam jangan di luar karena itu bisa memicu kontraksi. Nah kontraksi tersebut bisa digunakan untuk membuka jalan lahir si bayi.

Daannnn, saya praktekan itu semua pada malam minggu setelah paksu pulang kerja dan kami menonton tayangan siaran langsung pertandingan Liverpool - Swansea. Karena hasil yang tidak memuaskan didapatkan The Kop, saya langsung merengek minta ditiduri oleh paksu. Haha aneh ya, dimana-mana kalau menang bisa meminta hadiah, ini tim favorit kalah malah milih hadiahnya. Ya intinya, seks di trimester akhir bisa membuahkan hasil yang baik untuk keluarga saya. Karena bisa mengeluarkan Kanya dengan bobot 2,9 kg. Karena diperkirakan oleh dokter jika dia 40 minggu atau lebih, berat badannya bisa diatas 3 dan saya kemungkinan besar tidak bisa melahirkan normal karena saya pun naik 20 kilogram dari berat badan sebelum hamil.

(lanjut nanti ya untuk hamil saat ini. Belum masuk trimester dua soalnya, jadi belum bisa cerita banyak)

Inti dari tulisan ini, saya merasa harus sharing terkait wajarnya nafsu berhubungan pada perempuan yang sedang hamil itu berbeda tiap trimesternya. Kadang nggak mood, tapi bulan berikutnya mood banget. Jadi intinya komunikasikan semuanya pada pasangan. Agar tidak ada tuh masalah pasangan direbut orang lain saat sedang hamil. Parahnya kalau sampai si pasangan cari pelampiasan lain karena pasangannya tidak bisa memberikan kepuasan. Karena menurut saya, kepuasan itu bisa dikompromikan bagaimana bentuknya. Seks itu tidak cuma berhubungan badan. Ngobrol intim dan sentuhan tangan pasangan di tubuh juga bagian dari itu kok. 

Intinya, mau pria atau perempuan yang lagi kesal pasangannya tidak mood berhubungan, mohon banget untuk sabar dan banyakin ngobrol maunya gimana. Sama sih ini kayak minta pengertian ke pasangan kalau mood kalian lagi drop. Hanya saja ini spesifik temanya terkait kepuasan dalam bercinta.

Friday, February 12, 2021

Berat Badan Turun Saat Hamil

Selamat akhir pekan, ya hari ini merupakan bagian dari libur tahun baru Imlek. Bersyukur suami saya hari ini libur. Tapi karena rumah kami dekat dengan kota Hujan, kebagian deh merasakan aturan lalu lintas kendaraan plat ganjil genap yang akan diterapkan tiap akhir pekan.

Sebenarnya yang saya mau ceritakan hari ini bukanlah persoalan ganjil genap yang sedang disosialisasikan tiap akhir pekan. Saya akan bahas kesehatan diri saya saat menjalani kehamilan anak ke-2 sejak November 2020. 

Baru kali ini saya blak-blakan terkait kondisi saya. Di sosial media lain, saya tidak suka membeberkan masalah kesehatan diri dan keluarga. Karena merasa tidak penting juga cari perhatian orang lain dari kondisi diri yang lagi drop. Dibanding share di sosial media seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan Twitter. Urusan kesehatan saya lebih suka di Blog dan Chat Group ke keluarga atau komunitas buibu yang memang concern mendengarkan keluhan dan kadang memberikan solusi. Karena kalau urusan kesehatan itu support moril lebih dibutuhkan daripada materiil.

Nah, mungkin pernah saya bahas saat saya di support Clover Honey oleh Komunitas HEI! pada November  tahun lalu. Sejak saat itu, saya jadi makin rutin untuk cek berat badan dengan timbangan yang saya beli saat pindahan rumah. Juga selalu pakai smart watch untuk pantau health yang dapat terekam oleh gadget tersebut.

Hasilnya, berat badan saya merosot tajam. 

November berat badan saya hampir sama dengan Paksu, berkisar 75 kilogram. Lalu, saat Desember 2020 pertama kali cek di timbangan rumah sakit tempat saya cek pertama kehamilan turun dua kilogram. Januari saat anak saya juga turut menimbang berat badan tepat hari ulang tahunnya, berat saya 71 kilogram. Lalu, minggu lalu saat saya memberanikan diri untuk cek hamil di Puskesmas dekat rumah, berat badan saya 69 kilogram. 

Saya harus bagaimana?

Bidan yang periksa kehamilan saya bilang itu hal yang kurang baik. Asupan gizi saya perlu dikaji ulang. Seharusnya berat badan stabil atau naik itu yang baik. Jika terus turun, bidan takut gizi anak yang saya kandung tidak sesuai standar. Sempat diberi solusi untuk konsul ke konsultan gizi Puskesmas. Tapi jadwalnya belum dapat. Semoga saja saya bisa konsultasi secepatnya.

Sebetulnya, saya pribadi memang merasakan perbedaan nafsu makan saat hamil anak pertama. Saat itu saya rakus sekali. Bawaannya mau ini itu, pesan apa saja dan kebanyakan memamg junk food dan kudapan manis. Hamil sekarang, maunya malas-malasan saja. Seperti kehilangan nafsu makan. Kadang saya sendiri merasa, makan itu sebuah kegiatan yang harus dipaksakan jika mood datang. 

Saya juga takut ini bagian dari psikis. Walau saya tidak tahu bagian mana yang membuat tubuh saya merespon dengan mengurangi nafsu makan saya. Intinya, saya sudah berupaya untuk menambah selera makan dengan pesan makanan frozen food dari restoran favorite saya di Ibu Kota. Setidaknya tastenya sama gitu dengan yang saya suka pesan waktu hamil anak pertama. Tapi, ya hanya sekadar senang saja melihat bentuk makanan tersebut, saya sajikan tapi tidak saya makan. 

Doakan saya ya agar menambah nafsu makan dan tidak kekurangan gizi untuk bayi yang ada di kandungan saya ini. Aamiin.

Thursday, February 11, 2021

Naikin Mood Pagi Hari

Memulai hari itu kadang sulit banget. Untuk saya pribadi sih sulitnya itu buka mata tapi seringnya pas lihat jam tangan masih pukul 03.30 WIB. Jangan bingung kok saya tidur pakai jam tangan. Semua itu bermula sejak saya menikah dan punya anak. Sering tidur disembarang waktu menjadikan diri saya sering kesal sendiri dengan manajemen waktu. Alhasil, saya merengek minta kado ultah sebuah smartwatch. Tapi awalnya dibeliin sama suami SmartBand. haha lama lama, mungkin dia kasihan dengan istrinya. Akhirnya dia memberikan smart watch yang dia beli untuk saya. Lha kok jadi bahas jam tangan pintar sih? Lha iyaa... ini dia barang yang membuat mood saya membaik tiap pagi.

Kali ini, saya tidak akan membahas smart band yang pertama kali saya gunakan, tapi smart watch yang akhirnya selalu saya gunakan sampai hari ini. Walau saya menggunakan bekas pakai suami. Tapi tidak masalah. Karena fungsinya sama dan selalu berguna untuk kegiatan saya sehari-hari apalagi pagi hari. Kali ini saya akan cerita terkait sejarah beberapa jam yang saya dan suami miliki dan sering tukar pakai:

1. Amazfit Bip / Xiaomi Smart Watch

    Smart watch pertama saya yang merupakan limpahan rezeki dari suami. Dia beli saat saya masih pakai Smart Band merek Mi Band. Alasan dia beli ini, katanya sih, sebenarnya mau beliin saya untuk gantiin si Mi Band. Tapi karena saya masih nyaman dan tidak ada trouble dengan Smart Band sebelumnya. Jadilah Amazfit Bip ini dipakai suami untuk sementara. Tapi tidak sampai satu bulan, dia sudah tidak mau pakai dengan alasan bentuknya tidak round. Paksu lebih suka jam yang konservatif, model bulat. Beda dengan saya yang lebih suka kotak. 

2. Amazfit GTS

    Sebetulnya jam ini dibeliin suami dan menawarkan kepada saya untuk pakai. Padahal, adiknya menjual kepadanya. Bingung nggak? Gini, adiknya Paksu beli GTS ini awal 2019. Awalnya dia suka karena kece, tapi ternyata baterainya tidak sesuai harapan. Karena bekerja sebagai ojek online, dia butuh jam yang baterainya kuat. Tapi kadang manusia itu kan maunya pakai saja jadi suka lupa cek baterai, jadinya pernah dia lagi di jalan mau jemput customer, pas lihat jam eh sudah blackscreen. Jadi, dia merasa jual jam lebih tepat dan dia beli jam yang lebih pasti baterainya. Paksu senang melihat bentuknya, dia menawarkan untuk saya pakai smart watch tersebut. Yaaa, saya sih senang banget. Karena fiturnya lengkap. Bisa atur musik dari jam, nggak perlu buka ponsel dan buka aplikasi untuk on off atau sekadar min plus volume. Intinya, ini jam keren! Walau masalahnya ya di baterai. Cepat banget dropnya.

3. Amazfit Verge Lite

    Ini jam kesayangannya Paksu. Dia sengaja cari jam ini di berbagai marketplace. Padahal saya tahu yang dia mau sebetulnya Amazfit GTR. Tapi yang mirip-mirip ya si Amazfit Verge Lite ini.

Wednesday, February 10, 2021

Menang Giveaway Voucher Belanja Tapi Expired!

Sebenarnya bingung banget mau komplain atau curhat saja kepada Suami. Tapi Saya kudu nahan curhatan karena masih berharap ada keajaiban yang memberikan kode voucher yang baru. Walaupun itu hanya sekadar angan-angan saya saja. Karena tidak ada follow up dari aplikasi yang memberikan hadiahnya.

Sudah dua kali saya kecewa mendapatkan hadiah berupa voucher dari aplikasi tersebut. Merasa sia-sia saya menjadi pemenang tapi tidak bisa mendapatkan keuntungan dari Giveaway yang digelar. Seperti hanya menarik simpati dan rasa iri dari peserta lain yang tidak beruntung. 

Tapi kalau dipikir-pikir, ini bukan kali pertama saya merasakan kegagalan sebagai pemenang. Dalam kehidupan saja, saya juga merasa gagal. (lha, malah curhat!) Tapi serius, voucher tersebut expired 31 Januari 2021. Tapi sejak awal Januari 2021 sudah tidak bisa digunakan. Bagaimana rasanya jika itu terjadi pada anda?

Ah, sudahlah. Saya ikhlaskan saja voucher belanja expired ini. Toh, saya juga tidak rugi-rugi amat karena tidak jadi check out produk seharga Rp 500 ribu. Uang sebesar itu bisa untuk belanja bulanan saya dan keluarga.

Terima kasih sudah berkunjung di blog yang isinya masih random walau berharap dari tulisan-tulisan ini  niche yang tersampaikan berupa parenting dan lifestyle. :)

Tuesday, February 9, 2021

Berharap Keajaiban Tetap Masuk Ke Rekening

Mungkin bagi pembaca tulisan saya sebelumnya telah mengetahui kalau saya mendapatkan beberapa Give Away dari aplikasi. Tapi sayangnya, hadiah yang diberikan tidak bisa saya nikmati dan akhirnya hangus begitu saja. Tulisan saya kali ini akan bercerita hal serupa. Hanya saja, hadiah kali ini berupa uang tunai yang tidak sampai-sampai di rekening Bank Mandiri saya.

Saya memang mempunyai beberapa beberapa rekening Bank di Indonesia. Tujuan tiap rekening tersebut berbeda. Jujur saja, Bank Central Asia (BCA) menjadi Bank utama saya untuk pendapatan seperti gaji dari pekerjaan freelance dan transferan suami. Lalu, Bank Mandiri untuk penerimaan bonus side job, transferan dari saudara yang ingin memberikan bantuan kepada saya dan anak saya, dan hadiah dari give away yang beberapa kali saya menangkan. Sehingga, perputaran uang di tiap rekening itu jelas dan bisa saya pertanggungjawabkan jika ada kesalahan transfer dan kebutuhan mutasi.

Kali ini, saya akan bercerita tentang kemenangan saya dalam sebuah misi giveaway yang diadakan dalam aplikasi TikTok oleh sebuah perusahaan teknologi. Gelaran ini diadakan pada November 2020. Hanya 22 orang yang akan terpilih untuk mendapatkan @Rp 500ribu belum dipotong pajak. 

Pada Desember 2020, pengumuman pemenang di follow up di Direct Message aplikasi. Lalu berlanjut di aplikasi instan message Whatsapp. Saya sangat senang, merasa beruntung diawali rasa iseng ikut giveaway dari produk yang dibeli suami pada promo 11.11 sampai saya buat akun untuk pertama kali di aplikasi TikTok.

Ternyata proses pengiriman hadiah tidaklah cepat. Notifikasi dari akun penggelar giveaway itu dikirim pada Selasa, 5 Januari 2021. "Hai ka silakan melakukan pengecekan mutasi rekening nya ya, sudah kami proses ka :) Nominal yang ditransfer sudah kami kurangi dengan pph 21 sebesar 2,5% untuk npwp dan 3% untuk non npwp ya ka.. Selamat sekali lagi 🙏".

Wah, senang bukan main saya membaca pesan singkat itu. Segeralah saya cek berkala sampai 1x24 jam di aplikasi mobile Bank Mandiri. Tapi tidak ada pengiriman sejumlah Rp 485rb. Pada 6 Januari 2021, pihak penyelenggara itu mengirimkan bukti transfer. Tapi setelah saya teliti tulisan dalam blanko validasi pengiriman uang tertulis nama saya K SABTUNIRA. See, nama blog saya saja SABTURINA bukan SABTUNIRA. Nama siapa itu yang tertulis di kolom validasi?

Saya sudah meminta pihak penyelenggara giveaway itu untuk cek kembali ke Cabang Bank tempat dia mengirimkan uang. Karena hadiah tersebut tidak sampai ke rekening Bank Mandiri saya sampai saat ini. Tapi pihak penyelenggara hanya terus menjawab dan chat terakhir pada Senin, 1 Februari 2021 dengan kalimat:

"Mohon maaf ka dari tim kami yakni finance dan opration belum bisa menemukan kendala kenapa hadiahnya belum masuk ke rekening kaka :? karna untuk pemenang yang lain sudah menerima, kami akan bantu pengecekan kembali ya ka dan akan kami bantu follow up kembali 🙏".

Sedih nggak sih. Uang segitu tuh besar. Kalau nyangkut di Bank kan sayang saja. Saya kecewa pihak penyelenggara tidak follow up sampai saat ini. Saya sempat merasa lebih baik saya bukan pemenangnya sehingga uang tersebut bisa dipakai orang lain yang lebih membutuhkan. Saya juga sudah memberikan mutasi rekening selama bulan Januari 2021 untuk pembuktian bahwa saya belum menerima hadiah tersebut. Lalu saya juga banyak bertanya kepada teman saya yang bekerja di Bank BCA dan Bank Mandiri terkait kesalahan nama di form setoran tunai dan nama validasi yang salah ketik. 

Jawaban dari teman-teman saya hanya satu, pihak pengirim harus follow up lagi ke Bank tempat dia mengirim uang. Karena ada kemungkinan uang yang dikirim tertahan karena kesalahan data penerima dan harus di validasi ulang. Sistem Bank Indonesia menolak kesalahan data karena metode pengiriman yang dipilih adalah Sistem Kliring Nasional (SKN) dimana data penerima harus sesuai yang tercatat di BI.

Hingga tulisan ini tayang di blog saya, tidak ada follow up lagi dari pihak penyelenggara giveaway yang saya menangkan itu. Sedih sih, uang tersebut bisa saya gunakan untuk membeli lemari belajar anak saya. Saya memang sudah niat untuk membelikan anak saya lemari dari uang tersebut. Sedih.

Jika ada yang mengalami hal serupa, bisa kah anda membantu saya selain saran dari teman saya yang bekerja di Bank diatas? Terima kasih.

Ini 3 Resto Seru Dekat Summarecon Bogor