Mungkin bagi pembaca tulisan saya sebelumnya telah mengetahui kalau saya mendapatkan beberapa Give Away dari aplikasi. Tapi sayangnya, hadiah yang diberikan tidak bisa saya nikmati dan akhirnya hangus begitu saja. Tulisan saya kali ini akan bercerita hal serupa. Hanya saja, hadiah kali ini berupa uang tunai yang tidak sampai-sampai di rekening Bank Mandiri saya.
Saya memang mempunyai beberapa beberapa rekening Bank di Indonesia. Tujuan tiap rekening tersebut berbeda. Jujur saja, Bank Central Asia (BCA) menjadi Bank utama saya untuk pendapatan seperti gaji dari pekerjaan freelance dan transferan suami. Lalu, Bank Mandiri untuk penerimaan bonus side job, transferan dari saudara yang ingin memberikan bantuan kepada saya dan anak saya, dan hadiah dari give away yang beberapa kali saya menangkan. Sehingga, perputaran uang di tiap rekening itu jelas dan bisa saya pertanggungjawabkan jika ada kesalahan transfer dan kebutuhan mutasi.
Kali ini, saya akan bercerita tentang kemenangan saya dalam sebuah misi giveaway yang diadakan dalam aplikasi TikTok oleh sebuah perusahaan teknologi. Gelaran ini diadakan pada November 2020. Hanya 22 orang yang akan terpilih untuk mendapatkan @Rp 500ribu belum dipotong pajak.
Pada Desember 2020, pengumuman pemenang di follow up di Direct Message aplikasi. Lalu berlanjut di aplikasi instan message Whatsapp. Saya sangat senang, merasa beruntung diawali rasa iseng ikut giveaway dari produk yang dibeli suami pada promo 11.11 sampai saya buat akun untuk pertama kali di aplikasi TikTok.
Ternyata proses pengiriman hadiah tidaklah cepat. Notifikasi dari akun penggelar giveaway itu dikirim pada Selasa, 5 Januari 2021. "Hai ka silakan melakukan pengecekan mutasi rekening nya ya, sudah kami proses ka :) Nominal yang ditransfer sudah kami kurangi dengan pph 21 sebesar 2,5% untuk npwp dan 3% untuk non npwp ya ka.. Selamat sekali lagi 🙏".
Wah, senang bukan main saya membaca pesan singkat itu. Segeralah saya cek berkala sampai 1x24 jam di aplikasi mobile Bank Mandiri. Tapi tidak ada pengiriman sejumlah Rp 485rb. Pada 6 Januari 2021, pihak penyelenggara itu mengirimkan bukti transfer. Tapi setelah saya teliti tulisan dalam blanko validasi pengiriman uang tertulis nama saya K SABTUNIRA. See, nama blog saya saja SABTURINA bukan SABTUNIRA. Nama siapa itu yang tertulis di kolom validasi?
Saya sudah meminta pihak penyelenggara giveaway itu untuk cek kembali ke Cabang Bank tempat dia mengirimkan uang. Karena hadiah tersebut tidak sampai ke rekening Bank Mandiri saya sampai saat ini. Tapi pihak penyelenggara hanya terus menjawab dan chat terakhir pada Senin, 1 Februari 2021 dengan kalimat:
"Mohon maaf ka dari tim kami yakni finance dan opration belum bisa menemukan kendala kenapa hadiahnya belum masuk ke rekening kaka :? karna untuk pemenang yang lain sudah menerima, kami akan bantu pengecekan kembali ya ka dan akan kami bantu follow up kembali 🙏".
Sedih nggak sih. Uang segitu tuh besar. Kalau nyangkut di Bank kan sayang saja. Saya kecewa pihak penyelenggara tidak follow up sampai saat ini. Saya sempat merasa lebih baik saya bukan pemenangnya sehingga uang tersebut bisa dipakai orang lain yang lebih membutuhkan. Saya juga sudah memberikan mutasi rekening selama bulan Januari 2021 untuk pembuktian bahwa saya belum menerima hadiah tersebut. Lalu saya juga banyak bertanya kepada teman saya yang bekerja di Bank BCA dan Bank Mandiri terkait kesalahan nama di form setoran tunai dan nama validasi yang salah ketik.
Jawaban dari teman-teman saya hanya satu, pihak pengirim harus follow up lagi ke Bank tempat dia mengirim uang. Karena ada kemungkinan uang yang dikirim tertahan karena kesalahan data penerima dan harus di validasi ulang. Sistem Bank Indonesia menolak kesalahan data karena metode pengiriman yang dipilih adalah Sistem Kliring Nasional (SKN) dimana data penerima harus sesuai yang tercatat di BI.
Hingga tulisan ini tayang di blog saya, tidak ada follow up lagi dari pihak penyelenggara giveaway yang saya menangkan itu. Sedih sih, uang tersebut bisa saya gunakan untuk membeli lemari belajar anak saya. Saya memang sudah niat untuk membelikan anak saya lemari dari uang tersebut. Sedih.
Jika ada yang mengalami hal serupa, bisa kah anda membantu saya selain saran dari teman saya yang bekerja di Bank diatas? Terima kasih.
No comments:
Post a Comment