Monday, August 9, 2021

10VE

salah satu koleksi suamiku



Dari Lionel Messi, saya mendapat momen haru (lagi). Jujur, saya sedih saat Steven Gerrard meninggalkan Liverpool. Mencoba ikhlas, perasaan haru itu disusul Luis Suarez yang baru saya cintai, pindah ke Barcelona. Lalu, saat ini Gerrard sudah leaving dunia pemain bola kini menjadi pelatih. But, Gerrard selalu jadi kapten sepanjang masa di hatiku.


Balik lagi ke pemain aktif, kehilangan Suarez ke Barcelona justru tidak menyedihkan. Karena melihat dia berkembang bersama Club lain, itu justru membahagiakan. Ibarat lihat teman lama yang bisa grow up dengan lingkungan barunya. Sebagai fans, saya makin bangga dan bahagia.


Apalagi bergabung dengan Lionel Messi, saya makin senang melihat Suarez di Barcelona. Ternyata kebahagiaan ini tidak long time, karena Suarez harus pindah ke Atletico Madrid. Saya tidak akan bahas masalah apa dia pindah, hanya saja, sebagai fans saya merasa kecewa. Performa dia stabil saat bersama Messi dan pemain muda lainnya di Barça. 


Sebagai profesional, saat ini Suarez masih mencoba untuk stabil dalam berkompetisi di lapangan hijau. Lagi-lagi dimata saya, Suarez sangat ingin menunjukkan, bahwa dia pantas berada dimana saja dengan kepiawaiannya bermain dengan si kulit bundar.


2021, saya melahirkan anak laki-laki dengan nama depan Lionel. Bukan tanpa alasan, karena suami saya sudah meminta nama itu sejak kami menikah. Jika memiliki anak laki-laki, dia ingin nama itu tersemat entah di nama depan, tengah, atau belakang. Menurut saya, itu nama baik. Karena saya tahu, suami saya fans berat Lionel Andręs Messi. I accepted.


Lionel lahir 17 Juli. Tapi, konfirmasi Messi perpanjang kontrak di Barcelona belum kunjung tiba. Hingga akhirnya di Awal Agustus, pihak FCB mengumumkan kepergian Messi dari Clubnya.


"What the hell about this?!" ucap saya setelah baca pengumuman tersebut. Apalagi setelah melihat konferensi pers Messi di Auditorium 1899. Menetes air mata ini melihat dia diatas podium yang juga menangis.


Ingin rasanya saya memeluk suami. Tapi kondisi anak yang sedang dipelukan, saya hanya bisa memegang tangannya saja. Lalu kami hanya bisa berkata seadanya. Tapi saya paham, raut kecewa kami tak terbantah dan hanya bisa saling lempar senyum.


Kecewa. Blass!! Runtuh hati ini. Saya tidak pernah sesedih ini saat melihat Gerrard dan Suarez menyatakan left dari Liverpool. Tapi melihat Messi, entah ikatan batin apa. Mungkin ini bagian efek 9 tahun hidup bersama fans Messi dan Barcelona. Tapi saya rasa bukan itu.


Saya tahu Messi ya sejak kuliah D3. Karena inner circle saya, pecinta sepakbola. Kami sering mengerjakan tugas sambil nonton bareng pertandingan bola yang kerap tengah malam. 


Tapi untuk in depth bicara intens tiap minggu soal persepakbolaan ya semenjak pacaran dan menikah dengan Suami. Dia yang makin menceburkan saya dalam dunia collecting per-jersey-an.


Jujur, saya hanya suka club Liverpool. Hal ini sejak tahun 2000-an. Lalu untuk Piala Dunia, saya hanya mendukung Jerman. Sudah. Tidak ada opsi lainnya, sehingga saya tidak riweuh bicarakan club selain Liverpool dan timnas Jerman.


Tapi sejak 2012, saya ada alasan untuk bicara soal Barcelona sebagai secondary club favorit. Saya selalu senang jika Barça menang, lalu turut sedih jika kalah dari club lain. Euphoria yang ditularkan suami memang sangat berefek hingga saat ini.


Intinya, hari ini.. saya merasakan patah hati ketiga kalinya. Bukan karena orang spesial yang ada di Inner circle saya. Tapi karena pemain bola yang saya dan suami kagumi.

6 comments:

  1. Wah ternyata mom pecinta berat sepakbola ya

    ReplyDelete
  2. Kesukaan suami ku banget ni info beginiaaan.

    ReplyDelete
  3. Asik pecinta bola juga nih mom, kalau aku biasanya nonyon bola bareng kk2 ku 😅

    ReplyDelete
  4. Wah samaan nih aku juga pecinta bola🥰

    ReplyDelete
  5. wah kerem mom. pecinta bola nih, hihi

    ReplyDelete
  6. aku mau kasih tau info ini ke suami ku aahhh

    ReplyDelete

Ini 3 Resto Seru Dekat Summarecon Bogor